Rabu, 14 Maret 2012

Mengapa Orang Zaman Dulu Sehat-Sehat?

Kebiasaan Baik yang Hilang
Ada banyak kebiasaan orang zaman dahulu yang mulai ditinggalkan orang modern. Padahal kebiasaan itu menyebabkan sehatnya jiwa dan raga.

1. Berjalan kaki
Berjalan kaki mengalirkan darah lebih baik ke seluruh tubuh, memberi tekanan pada tulang sehingga memperpadat dan menjaganya dari keropos. Selain itu, dengan tanpa alas kaki (atau alas kaki yang tipis) akan mengakses titik-titik meridian di kaki, memberi efek pijatan seperti akupressur atau pijat, menyehatkan syaraf.
Berjalan kaki juga membuat orang lebih sabar karena terbiasa menempuh jarak panjang dengan waktu lama. Membuat mata lebih sehat karena lebih berkesempatan menikmati pemandangan, melihat dekat-jauh bergantian, dan membiasakan bahwa semua hal ada prosesnya langkah demi langkah. Pengaruh jalan kaki bukan hanya fisiologis tapi juga psikologis.
2. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik seperti berladang, mencari kayu, memperbaiki genteng, dan lainnya adalah aktivitas membakar kalori. Orang kota biasanya tidak mau repot lalu menyewa tukang untuk melakukan semua aktivitas fisik seperti membersihkan taman, dsb. Padahal membakar kalori membuat kita makin berenergi, stamina terjaga, terhindar dari penumpukan racun dan lemak di jaringan tubuh, serta mengurangi resiko penyakit jantung koroner dan diabetes. Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak, karena dengan bergerak oksigen akan terserap secara optimal, pembakaran lebih sempurna sehingga metabolisme energi lebih baik.
3. Makan Makanan Alami
Makanan zaman dulu tidak mengandung zat aditif (pengawet, MSG, pewarna, gula sintetis) ataupun pestisida sistemik. Banyak orang modern sakit stroke atau diabetes meskipun orang miskin dan jarang makan enak (berkolesterol). Sebabnya ialah penumpukan zat-zat racun dalam tubuh yang tidak terurai, menyumbat aliran darah, merusak syaraf atau jaringan tubuh. Sementara, makanan alami berupa sayuran, buah, ikan dan daging tanpa obat-obatan (ikan laut, ayam kampung) lebih baik. Sayangnya di zaman modern ini sulit mencari makanan tanpa kimia (organik). Padahal sayur dan buah mengandung banyak vitamin dan mineral serta antioksidan untuk menjaga kondisi jaringan tubuh.

4. Gaya Hidup Teratur
Bangun di pagi hari, bekerja hingga siang, makan teratur, istirahat di sore hari, berada di rumah menjelang malam hingga tidur. Keteraturan itu sangat berpengaruh bagi kondisi fisik sebab fisik punya tahapan sebagaimana siang dan malam. Ada masanya bekerja dan masanya beristirahat. Kehidupan modern memaksa manusia mengabaikan fisiknya dan beraktifitas diluar kondisi alami. Akibatnya muncullah sakit maag, insomnia, darah rendah dan tekanan darah tinggi, serta penurunan fungsi syaraf. Tubuh memang akan menyesuaikan, namun jika tidak teratur, maka metabolisme tubuh pun menjadi kacau sehingga berbagai masalah kesehatan muncul.
5. Paguyuban dan Kekeluargaan
Maksudnya adalah berada dalam masyarakat yang guyub rukun dan bersifat kekeluargaan. Gaya hidup tradisional adalah mencari kebaikan bersama sehingga apa yang tidak baik untuk banyak orang akan disikapi sebagai ancaman bersama, dibahas bersama, lalu ditangani bersama. Sementara dalam kehidupan modern yang cenderung hedonis, setiap orang menjadi tidak peduli dengan masalah orang lain. Selain menyebabkan kesepian, hal ini menjadikan ketentraman jiwa berkurang, didominasi oleh agresi, ketakutan (yang memunculkan daya bertahan hidup) dan was-was/ kecurigaan, emosi, dan yang paling jelek adalah “susah melihat orang senang, senang melihat orang susah”. Yang terakhir, adalah termasuk penyakit kejiwaan.

6. Nilai-Nilai Religius
Ketika manusia merasa terpojok dalam kehidupan, tiada jalan keluar, maka religiusitas adalah kuncinya. Berbeda dengan pandangan kaum atheis yang menganggap agama adalah cara manusia melarikan diri dari ketidakmampuannya, dalam dunia religius manusia adalah makhluk yang mempunyai segala kekuatan. Namun ia perlu juga beristirahat dan perlu tahu arah hidup yang benar agar tidak ‘tersesat’. Kondisi tersesat dalam kehidupan modern ditandai dengan kehancuran kondisi kejiwaan karena kesalahan persepsi dan kelelahan psikis. Misalnya, menganggap bahwa hidup semata-mata mencari uang/ harta. Pencapaian yang selalu tidak sempurna (karena juga tidak terbiasa bersyukur alias merasa puas) menyebabkan seolah minum air tapi makin haus. Ingin lagi dan lagi. Kegelisahan bukan menjadi reda tapi justru makin besar.
Nilai religius muncul dalam banyak bentuk, yang intinya mengarahkan manusia pada tujuan yang lebih agung daripada keduniawian saja. Religiusitas membuat manusia mempunyai makna dalam kehidupan, sehingga merasa yang dilakukan adalah positif, memberinya arah dan menghindarkan dari kebingungan. Contoh religiusias misalnya prinsip hidup seperti Bushido, Konfusianisme, taoisme, ataupun agama dan berbagai aliran kepercayaan yang merupakan kebijaksanaan lokal (local wisdom).

2 komentar:

  1. seru tenan!

    http://sepeda-lintas-cakrawala.blogspot.com

    BalasHapus
  2. thank nice infonya, kunjungi http://bit.ly/2xL4MJq

    BalasHapus

Entri Populer