Rabu, 14 Maret 2012

Mengakali Psikotes, Haruskah? Bolehkah? Atau Bisakah?


Sebagai sarjana psikologi, yang ingin saya paparkan pertama kali adalah kesalahpahaman masyarakat terhadap psikotes dan dunia psikologi itu sendiri. Psikotes atau tes psikologis sering dianggap sebagai momok yang menakutkan dan menjengkelkan, kiranya menyenangkan bila tak usah ada. Psikotes sering dianggap sebagai penghambat atau penghalang seseorang untuk masuk ke suatu tempat baik itu sekolah ataupun perusahaan tertentu. Kadang orang menganggap dirinya pintar atau skillfull tetapi kok tidak bisa masuk ya? Gagal karena psikotes. Imbasnya juga mengenai orang yang berhubungan dengan psikotes atau psikologi, misalnya HRD akan menjadi ‘musuh’ orang banyak dalam sebuah perusahaan, kecuali mungkin atasannya.
Ada suatu kejadian yang saya kutip di sini. Waktu penyelenggaraan psikotes sebuah perusaah tingkat nasional di UII, ada dua orang peserta yang mangkir dan kabur sebelum tes berakhir. Keduanya setelah dicek mengantongi gelar sarjana teknik dengan IPK yang cukup tinggi. Sepintas bisa dianggap bahwa keduanya adalah orang-orang skillfull dan pandai. Tapi, kemudian salah satu atasan kami (beliau bukan HRD) berkata, “Huh, sama psikotes aja mangkir.... gimana sama manajemen..?”


Hal itu saya ingat terus untuk menunjukkan relasi dan hukum kesamaan antara sikap terhadap psikotes sebagai aturan manajemen dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Banyak orang menganggap bahwa yang paling penting adalah seseorang itu berkeahlian, tidak perlu lagi di tes yang gak ada hubungannya dengan keahlian seperti tes psikologis. Tapi tidak begitu pandangan manajerial dan kaum psikolog sendiri.
Terus terang saja, orang pengen diterima kerja ketika melamar ke suatu perusahaan. Atau pengen masuk ke sekolah atau jurusan tertentu. Kemudian ketika hasil psikotes mengatakan tidak, maka psikotes dianggap penjahat,”huh..gara-gara kamu aku gak jadi diterima!”
Karena itulah kemudian banyak yang mencoba mengakali, bisakah saya lolos psikotes?
Psikotes tidak dibuat untuk keberuntungan seperti soal pilihan ganda. Psikotes adalah untuk melihat kondisi dan potensi dasar diri seseorang. Sehingga pihak psikolog bisa merumuskan apakah orang ini cocok untuk suatu jenis pekerjaan atau tidak. Banyak yang menyanggah hal ini dengan mengatakan, bagaimana mungkin psikolog – orang yang asing – tahu tentang saya padahal tidak kenal? Lha wong orang yang berteman dengan saya bertahun-tahun saja tetap tidak mengetahui seperti apa saya yang sebenarnya?
Psikologi bukan ilmu tebak-tebakan, bukan ilmu ramal-meramal atau sifat berdasar shio dan zodiac. Tapi ilmu ilmiah berdasar penelitian, pengamatan mendalam, dan berbagai eksperimen seperti ilmu geologi atau kimia. Ilmu kimia saja bisa meramalkan kalau polusi udara bisa menyebabkan hujan asam, padahal tak ada yang tahu siapa yang membuang asam di langit. Apalagi psikologi. Ucapan sanggahan seperti itu adalah karena emosionalitas pribadi masing-masing yang tak rela jika dirinya diketahui, baik karena orangnya bersifat tertutup atau punya ketidaknyamanan tersendiri jika diketahui orang lain. Percaya tak percaya, psikotes mengungkap keadaan diri seseorang meskipun orang itu ngawur dalam mengerjakannya.
Coba kita lihat contoh psikotes misalnya tes menggambar pohon. Tes ini banyak dipakai untuk melihat kondisi diri seseorang mulai dari kecerdasannya hingga apakah ada masalah kejiwaan. Dalam tes ini kita disuruh menggambar pohon berkayu. Artinya pohon yang tidak menghasilkan kayu seperti pohon pisang, pepaya, atau pohon cabai tidak boleh digambar. Tapi ada beberapa pengecualian yaitu menggambar pohon beringin/ randu, cemara/ pinus (dan familinya), kelapa/ pinang (palm, termasuk kurma dsb.), bambu/ tebu dan rumput-rumputan, dan perdu/ sesemakan, termasuk pohon bakau. Darimana logikanya? Kenapa harus pohon berkayu sementara pohon berkayu sering tumbang kena angin, sedang pohon pisang lebih kuat menahan angin? Pertanyaan itu saya dapat dari seorang teman yang juga menghadapi tes ini.
Kalau boleh dijelaskan, tes pohon ini akan memaksa secara halus manusia menampilkan keadaan dirinya. Hampir sama dengan tes menggambar orang. Berlawanan dengan itu, manusia seringkali menutup sebagian sisi dirinya. Jadi secara gampang, bagian-bagian dari pohon akan menunjukkan aspek-aspek kepribadian kita. Sehingga pohon-pohon tertentu yang tidak memiliki bagian-bagian yang ada aspeknya itu dilarang digambar. Contoh saja (semoga teman-teman psikolog tidak keberatan), orang lebih suka menggambar pohon beringin (bentuk seperti lambang partai G*lk*r) atau pohon cemara karena tidak perlu menggambar detail cabang dan daunnya. Ini menunjukkan orang memang cenderung menutupi diri, atau kurang kemauan berusahanya. Padahal setiap bagian dari pohon ada interpretasinya. Dengan menggambar pohon sesuai instruksi, orang akan ‘menelanjangkan diri’ dan bisa diungkap secara detail. Meski tak sebegitunya detail, sebenarnya.


Nah, kemudian apakah bisa kita mengakali psikotes agar dianggap baik atau memenuhi syarat lalu diterima di sekolah/ perusahaan idaman? Itu menipu, namanya.
Pengalaman saya mengatakan tidak ada hasil tes yang menunjukkan bahwa orang itu terlalu buruk atau terlalu baik. Lagipula psikologi tidak berhubungan dengan nilai baik-buruk, tapi kondisi yang variatif. Kecenderunganlah yang dilihat, condong ke mana, ke bagian ini atau itu, jadi staff biasa atau mampu jadi staff kepala. Makanya dalam psikotes (dan kondisi apapun) kita harus menampilkan diri yang terbaik, membiasakan diri punya sifat baik seperti sabar, bertanggung jawab, bersemangat, dll. Lalu dalam tes harus kondisi prima, tidak kelelahan, sakit, atau ngantuk berat.
Psikolog yang sudah berpengalaman akan bisa melihat apakah hasil tes itu jujur, ngawur, ataupun pura-pura. Makanya kita tidak bisa mengatakan, supaya lolos psikotes harus menggambar pohon dengan batang yang begini, daun yang begitu, atau akar yang bagaimana lagi. Sebab sesuatu yang tidak alami akan nampak dari hasil goresan kita, dan itu ada interpretasinya lagi. Bagaimana kalau diinterpretasi bahwa kita suka menipu?
Pengalaman berkecimpung dalam psikotes membuat saya melihat lebih jujur tentang diri sendiri, seperti melihat kebanyakan orang yang kuat keinginannya tanpa melihat apakah dia mampu atau tidak, atau melihat orang-orang yang mengedepankan rasionalitas padahal tindakannya emosional. Banyak juga yang merasa pintar dan berkeahlian makanya menganggap toleransi, tepa selira, empati, kesabaran, dan kebaikan itu tidak penting. Padahal yang dicari perusahaan adalah orang yang setia, bisa berkerja mandiri ataupun berkelompok, jujur, rajin, dan mampu bekerja keras.
Bagaimana dengan IPK/ nilai? Itu cuma persyaratan saja.
Bisakah saya mengakali psikotes? Mungkin, jika tahu seluk beluknya.
Bolehkah itu? Sebaiknya tidak, kecuali jika kita tidak percaya pada Tuhan dan Hari Pembalasan.

3 komentar:

  1. mantap pak.. thanks very much

    BalasHapus
  2. lumayan bantu masuk smk. gamsahamnida

    BalasHapus
  3. Saran kami jual Dvd beladiri terbaik yang mengajarkan anda dari awal sampe master + Murah + Update terus
    Kunjungi : http://kask.us/hImN8 atau anda bisa ke blog ini http://dvd-beladiriku.blogspot.com/

    Mungkin anda pernah belajar beladiri dari DVD tapi, sering kecewa dengan dvd yang anda beli.Yah,Saya pernah seperti anda.Belajar beladiri dari dvd, tapi sulit sekali menemukan dvd yang pas dan pantas ditirukan.Bahkan yang lebih mirisnya lagi, ternyata banyak dari penjual yang tidak tahu apapaun soal beladiri.
    Belajar dari situ saya sering mencari beladiri terbaik dari dvd, dan akhirnya saya bangga mempersembahkan kepada anda dvd beladiri kami


    Beberapa kelebihan Dvd :
    1. Termasuk dalam dvd beladiri terbaik.
    2. Mudah dipahami
    3. Pembelajaran dari awal sampai master
    4. Kami akan memberikan keterangan video yang jelas. Tidak seperti kebanyakan penjual yg menjual dvd wing chun bergambar ip man, padahal bukan aliran ip man, atau Jeet kune do yang bergambar bruce lee padahal bukan gaya asli.
    Kami menjual dengan keterangan lengkap dan jelas.
    5. Kualitas video sama dengan yang asli
    6. Banyak bonusnya

    Kami memang tidak banyak menjual dvd beladiri. Tapi kami hanya jual dvd beladiri yang berkualitas yang mengajarkan anda baik seorang pemula ataupun membantu karir beladiri anda

    Mulai saat ini Jangan mau menghabiskan uang dan waktu anda dengan dvd yang ga jelas.

    NB : Buruan beli dan kumpulkan point anda sekarang.Kami akan memasukkan nama anda ke data kami, dan tukarkan dengan kaset yang anda minta gratis (tidak termasuk ongkir)

    BalasHapus

Entri Populer