Minggu, 13 Mei 2012

Dinosaurus Tak Punah 65 Juta Tahun Silam

Sebagian besar orang meyakini bahwa dinosaurus telah musnah dari muka bumi sekitar 65 juta tahun yang lalu. Ilmuwan mengatakan bahwa penyebab kepunahan adalah hujan meteor yang menyebabkan perubahan iklim secara drastis di bumi. Sayangnya, sebenarnya keyakinan ini tidak didukung oleh bukti-bukti fisik atau sangat minim adanya. sampai hari ini penyebab kepunahan dinosaurus (jika memang telah punah) masih menjadi perdebatan. sebaliknya, hingga kini para ilmuwan tidak mampu menjelaskan kenapa banyak makhluk yang sudah ada sejak dahulu, bahkan ditemukan fosilnya, tapi masih hidup (tidak ikut punah) sampai sekarang. misalnya saja buaya, ikan hiu purba, serangga purba dan lainnya. Biasanya, pembahasan tentang materi seperti ini akan dianggap sebagai science-fiction, kebohongan, mainan anak-anak, dan tidak ilmiah. Ini terjadi karena sejak awal manusia memiliki dugaan atau keyakinan dasar. Jika dasarnya ia yakin dinosaurus itu tidak ada, maka apapun yang dikatakan orang lain tentang keberadaan dinosaurus akan ditolaknya. Hanya sebagian orang yang mau berpikiran terbuka dan mencoba mendengarkan rasionalisasi sebelum akhirnya mengambil keputusan. Kalau begitu, mari kita coba bahas. Pertama, perlu kita ketahui bahwa kata "dinosauria" (kadal yang mengerikan) pertama kali muncul pada sebuah pertemuan para ilmuwan pada tahun 1841. Diungkapkan oleh seorang paleontolog Inggris Sir Richard Owen untuk mendeskripsikan fosil binatang besar yang baru-baru itu ditemukan sekitar kurun 1800-an. sejak itu, kata dinosaurus menjadi sangat populer. Hal ini perlu kita ingat karena berhubungan dengan penjelasan di naskah ini berikutnya. Tapi yang menarik adalah, selain baru muncul pada 1841, kata dinosaur bahkan belum ada pada kamus Bahasa Inggris hingga tahun 1946. Sampai pada tahun itu, kata yang masih ada dalam kamus untuk mendeskripsikan reptil besar itu adalah "dragon" dengan keterangan "now rare" (sekarang jarang, bukan berarti tak ada). Jadi, untuk melacak jejak dinosaurus ke masa silam, kita menggunakan keyword dalam catatan sejarah berupa kata 'dragon'. Ada banyak sebutan untuk naga di berbagai belahan dunia, berbagai kultur dan bahasa etnik. misalnya: Naga (Indonesia), Long (China), Ryu (Jepang), Bakunawa (Filipina), dll. Untuk pengucapan nama ini lebih jelasnya silakan kunjungi http://www.draconian.com/say/say.htm. Banyaknya penyebutan naga di berbagai tempat menunjukkan bahwa kehadiran makhluk itu disaksikan oleh banyak etnis di banyak tempat. Jadi tidak hanya merupakan mitos dari satu peradaban atau budaya saja. Banyak wujud dari naga itu berkembang dari sekedar catatan sejarah menjadi mitos atau legenda seperti legenda Beowulf atau monster Lochness. CATATAN SEJARAH Dalam buku Historia Animalium dari abad pertengahan, dituliskan bahwa makhluk naga tidaklah punah alias masih dianggap ada di tahun 1500-an, tapi hanya menjadi sangat jarang dan banyak yang kemudian berukuran kecil. Pada tahun 1572, Ulysses Androvandus, seorang ilmuwan, melaporkan bahwa di Italia Utara seorang petani telah membunuh seekor makhluk aneh. Setelah mati, bangkainya diperiksa dan dilaporkan bahwa ciri-cirinya adalah berleher panjang, berekor panjang, dan bertubuh pipih dengan empat kaki. Jika kita cocokkan dengan catatan fosil modern, ciri-ciri itu merujuk pada Tanystropheus.
Dalam legenda epik Gilgamesh dari Babylonia pun dicatat bahwa ketika Gilgamesh hendak mencari kayu Cedar untuk membangun kota, ia pergi ke hutan bersama 40 orang. Di sana mereka bertemu reptil besar pemakan tumbuhan. Singkatnya, binatang itu dibunuh dan kepalanya dibawa pulang sebagai trofi kebanggaan. Ada ribuan kisah tentang naga di China. Cerita itu juga disertai dengan gambaran maupun karya patung yang berbentuk naga. Tercatat di ilmu pengobatan Tiongkok kuno, bagian tubuh dan darah naga juga sering digunakan untuk membuat obat. 1611, Kaisar mengeluarkan lowongan kerja untuk menjadi perawat naga di istana. Di Irlandia tahun 900, pasukan irlandia melaporkan telah bertemu dan diserang makhluk besar dengan duri-duri tajam di ekornya. Kepalanya seperti kepala kuda, kakinya besar dan cakar depannya tajam. Detail yang disampaikan sepertinya cocok dengan ciri-ciri centrosaurus atau stegosaurus. Herodotus, ahli sejarah dari Yunani mencatat telah melihat reptil terbang di Mesir, badannya seperti ular, sayapnya seperti kelelawar. Terlebih, Herodotus diajak melihat-lihat bahwa hewan itu punya banyak macam warna dan ukuran, dan seringkali tinggal berkelompok. Detailnya mengingatkan ilmuwan pada rhamporhincus, pterosaurus, atau pterodactyl. Di Mesir, kata Herodotus, ketika para pekerja disuruh untuk mengambil buah-buahan tertentu dari pohon, mereka membuat asap untuk mengusir hewan-hewan terbang itu agar tak mengganggu di atas pohon. Buku berjudul Natural History ditulis oleh Pliny tahun 70 Masehi, dicatat bahwa "Afrika memiliki gajah, tapi India punya yang terbesar yaitu naga. ini sama seperti catatan Alexander Agung (326 tahun SM) saat menginvasi India, yang mengatakan bahwa pasukannya sempat bertemu reptil buas (berkaki, jadi bukan ular)yang muncul dari goa di dalam hutan. Marco Polo, mencatat bahwa dalam kunjungannya ke China, dia menyaksikan bahwa Kaisar memiliki naga yang menarik keretanya. Lebih lanjut, catatannya dalam bukunya menulis tentang naga di China, "Here are seen huge serpent, ten paces in length and ten spans in girth of the body. At the fore part, near the head, they have to short legs,having three claws like those of a tiger,with eyes larger than a forepenny loaf, and very glaring. The jaws are wide enough to swallow a man,the teeth are large and sharp,and their whole appeareance are so formidable that neither man, nor any kind of animal, can approach them without terror. Others are met with of a smaller size, being eight, six, or five paces long.." (The Travel of Marco polo, Book 2, Chapter 40). Coba lihat ciri-cirinya, punya dua lengan kecil di depan... kita-kira mirip Tyrannosaurus kah? Masih banyak yang belum saya sampaikan di sini. Tapi kira-kira itu dulu soal catatan sejarah.
BUKTI FISIK Kebanyakan bukti fisik diklaim sebagai palsu atau rekayasa. Tapi kita cukup ingat bahwa kata dinosauria baru muncul tahun 1841. Artinya, segala sesuatu berhubungan dengan dinosaurus setelah masa itu adalah sangat mungkin rekayasa karena dinosaurus adalah sesuatu yang spektakuler dan populer. Tapi bagaimana dengan yang ada sebelum tahun 1841? atau berabad-abad sebelumnya? Di Acambaro, Mexico, ditemukan ribuan boneka tanah liat dengan bentuk-bentuk menyerupai naga. Berdasarkan cek radiokarbon, usia dari patung tanah liat itu sekitar 4500an tahun, jadi bukan buatan baru, bukan rekayasa. Pada kuil-kuil Aztec kuno yang ditemukan penjelajah Spanyol pada abad ke-16 pun banyak memiliki bentuk-bentuk patung yang mirip dengan berbagai jenis dinosaurus seperti Ceratosaurus atau Tyrannosaurus. Pada sebuah kuil kuno di Kamboja, yang diperkirakan dibangun pada abad ke-12 (tahun 1106 Masehi) mempunyai dinding dengan relief seperti bentuk stegosaurus. Karya seni Suku Dayak Kalimantan di awal tahun 1800, terdapat bentuk-bentuk binatang seperti naga yang berdiri dengan dua kaki.
Banyak karya seni atau hasil budaya masa lampau yang menunjukkan bentuk-bentuk seperti dinosaurus. Ada juga lukisan yang menunjukkan manusia berperang atau memburu binatang besar yang kita tidak kenal saat ini. Di jaman modern pun sebenarnya banyak yang menjadi saksi atas kemunculan makhluk misterius seperti Mokele Mbembe, Ogopoo, atau monster Lochness. Tapi karena sulit dibuktikan, maka banyak yang menganggap itu palsu, rekayasa, atau sekedar cari perhatian saja. Kesaksian, catatan ilmuwan, ataupun bukti-bukti fisik itu anehnya tetap tidak membuat ilmuwan secara umum mau mempercayai bahwa dinosaurus pernah hidup berdampingan dengan manusia. Sangat mungkin bahwa alasan kenapa dinosaurus atau para naga itu makin lama makin jarang adalah karena juga diburu oleh manusia. Kenapa? sederhananya, ada tiga alasan yaitu, pertama, mereka menakutkan dan dianggap ancaman bagi manusia. Kedua, mereka diburu untuk dimakan seperti binatang lainnya. Ketiga, membunuh naga adalah sebuah prestasi besar bagi seseorang. Jadi setiap ksatria mungkin akan berlomba untuk membunuh naga agar dianggap hebat dan kuat, meskipun mungkin yang dibunuhnya adalah herbivora. Untuk catatan sejarah, kolega saya memberitahukan sesuatu yang tersebutkan dalam buku sejarah yang menurutnya paling akurat, yaitu Alkitab (Injil). Injil telah banyak menyebutkan kejadian, tempat, maupun nama orang secara tepat dalam sejarah. Misalnya, Cyrus The Great raja Persia, yang baru-baru ini makamnya ditemukan di Iran. Sebelum makam itu ditemukan, nama Cyrus hanya ada di Injil. Tapi akhirnya benar terungkap, bukan hanya dongeng. Demikian juga dengan beberapa nama lain seperti Nebuchadnezzar, Raja Sargon II, dll. Nah, untuk para reptil besar, Injil menyebutnya dalam banyak nama antara lain dragon, Cockatrice, Leviathan, dan Behemoth. Beberapa ayat tentang reptil itu juga ada. Tapi yang paling mengesankan saya adalah tentang Behemoth. Begini kutipannya: Job 40:15 Behold now behemoth, which I made with thee; he eateth grass as an ox. 16 Lo now, his strength is in his loins, and his force is in the navel of his belly. 17 He moveth his tail like a cedar: the sinews of his stones are wrapped together. 18 His bones are as strong pieces of brass; his bones are like bars of iron. 19 He is the chief of the ways of God: he that made him can make his sword to approach unto him. 20 Surely the mountains bring him forth food, where all the beasts of the field play. 21 He lieth under the shady trees, in the covert of the reed, and fens. 22 The shady trees cover him with their shadow; the willows of the brook compass him about. 23 Behold, he drinketh up a river, and hasteth not: he trusteth that he can draw up Jordan into his mouth. 24 He taketh it with his eyes: his nose pierceth through snares. Coba perhatikan, dijelaskan behemoth makan rumput seperti lembu (herbicora). His force is in the navel of his belly, banyak yang menerjemahkan ini sebagai dia punya perut yang besar. Gajah dan kudanil punya perut besar, tapi di ayat berikutnya, dia menggerakkan ekornya seperti (pohon) cedar. Apakah ekor gajah dan kudanil segede pohon cedar? tentu tidak. dari penjelasan di situ, yang paling masuk akal adalah makhluk sauropod serupa diplodocus atau Mamenchisaurus, yang perutnya besar dan ekornya panjang dan besar seperti pohon cedar.
Lebih jelasnya silakan akses link di bawah ini: http://creationrevolution.com/2011/12/behemoth-a-tail-like-a-cedar/ http://www.creationists.org/dinosaurs-humans-coexisted-behemoth.html Jadi kesimpulannya, kita harus meng update buku sejarah dan pengetahuan kita. Kemungkinan dalam banjir besar zaman Nabi Nuh, dinosaurus pun sempat dibawa ke dalam bahtera, namun hanya yang berukuran kecil. Sebab bayi dinosaurus makannya sedikit, tak butuh tempat banyak, banyak tidur (enggak rewel), dan umurnya masih panjang selepas banjir berlalu (gak cepet mati). Kemudian setelah banjir berlalu, Nabi Nuh pun melepaskan para dino ke alam liar hingga berbiak. Apa itu mungkin? Mungkin saja, sebab letusan krakatau terhebat pun tidak membunuh seluruh makhluk. Komet mungkin menyebabkan bencana global, namun makhluk hidup tidak selemah itu. Lagi pula, situs penggalian fosil banyak menunjukkan bahwa fosil binatang (darat) terkubur di lumpur bersama fosil ikan purba. Bagaimana ceritanya binatang darat terkubur lumpur hingga membatu kalau bukan karena banjir? Biasanya kalau binatang darat mati di darat, bangkainya takkan utuh karena ada pemakan bangkai atau rusak karena cuaca. Mari berpikir, dan mengupdate buku sejarah kita. Salam Kampanye!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer